Sejarah Mobnas - mobil nasional Indonesia bagian I sudah kita bahas, sungguh ironis dengan dunia otomotif tanah air. Setelah 40 tahun lebih kita masih belum bisa mencipkan mobil yang layak disebut sebagai kendaraan kebangsaan bangsa. Berikut beberapa mobnas lanjutan dari bagian I. Apa sebenarnya yang salah ? tulisan terakhir dari 2 tulisan
1. Esemka Digdaya
Banyak yang takjub kala pertama melihat mobil ini, buatan tangan tapi bisa sebagus ini finishing bodinya. Esemka Digdaya sesuai namanya merupakan proyek mobil nasional yang dikerjakan oleh anak-anak SMK 1 Singosari Malang. Bentuk mobil dobel kabin ini memiliki mesin 1500 cc eks Timor dan butuh dana Rp. 175 juta untuk membuatnya dengan 50 orang murid SMK. Departemen Pendidikan sudah mulai mendekati beberapa produsen yang tertarik untuk memproduksinya untuk siap dipasarkan. Sesuai motonya "SMK juga bisa"
Gea merupakan mobil nasional buatan PT. INKA (Industri Kereta Api). Mobil ini bermesin Riset Unggulan Strategis Nasional dengan kapasitas mesin 640 cc. Mobil ini ditujukan untuk memberikan alternatif mobil kecil hemat energi pada situasi krisis energi nantinya. Mobil ini harganya berkisar antara 45 -50 juta, sudah diuji coba hingga 10.000 km dan kecepatan maksimalnya 90 km/jam. Mobil ini sudah sampai tahap uji coba produksi dan siap dipasarkan
Ibnu Susilo, salah satu bidan bertangan dingin dari PT. IPTN dengan CN-250 Gatotkaca dan salah satu Head Designer mobnas Maleo, sekarang telah mengeluarkan desain terbaru yaitu Komodo, sebuah mobil offroad Indonesia yang menakjubkan. Meskipun ukurannya kecil namun kemampuannya segudang, mobil ini dapat melintasi hutan sejauh 100 km selama 6-7 jam hanya dengan 5 liter. Perlengkapan lainnya diantaranya fitur self-recovery dimana ia tidak bisa terguling, begitu tergulian mobil ini akan kembali ke posisi yang stabil.
Mobil nasional ini merupakan mobil listrik hasil pengembangan LIPI yang sekarang dipasarkan PT. Marlip Indo Mandiri. Selain membuat mobil golf, buggy pasien, mobil keamanan, marlip juga mengeluarkan mobil penumpang dengan kecepatan mencapai 50 km/jam sampai empat penumpang. Namun sayang jarak tempuh maksimumnya hanya 120 km. Harga kisaran 60 – 80 juta.
Maleo merupakan sebuah kisah pedih sebuah mobnas. Pada tahun 1993 pemerintah memberi tugas PT. IPTN untuk merancang sebuah mobil nasional, terjalinlah bekerjasama dengan Rover, Inggris, lalu dengan Millard Design Australia dan di tahun 1997 IPTN telah merampungkan 11 rancangan mobil yang sangat bagus namun karena pergantian kekuasaan dan gejolak politik saat itu membuat program ini hanya menjadi sebuah kesia-siaan
Mobnas yang diproyeksikan pengganti Bajaj ini diproduksi oleh PT Super Gasindo Indonesia Jaya (GIJ). Di antara mobil-mobil nasional yang ada, mobil tawonlah yang paling siap dari segi pemasaran. Mobil ini menggunakan gas alam sebagai bahan bakar, memiliki mesin 650 cc, kecepatan maksimal 100 km/jam dan dibanderol 48 Juta Rupiah on the road. Sampai tahun 2009 ditargetkan ada produksi 600 – 2000 unit per bulan.
Teknologi Industri Mobil Rakyat (Timor), mobil ini diproduksi PT. Timor Putra Nasional punya Tpmmy Soeharto. Mobil ini merupakan cetakan langsung mobil KIA Sephia dari Korea, ide dasarnya adalah dengan mengimpor mobil terus didukung komponen lokal yang banyak maka mimpi mobil nasional lama-kelamaan bisa menjadi kenyataan. Maka mobnas asal Korea ini dibebaskan dari segala pajak dan dijual di pasaran, namun perubahan orde baru ke orde revormasi, krisis ekonomi dan permasalahan finansial membuat mempi berkepanjangan tiada henti.
Semoga saja dengan ulasan sejarah mobil nasional bagian kedua ini makin membuka mata kita bahwa keberadaan mobil nasional kita layak diperlukan setelah industri ini berkembang hampir dari 40 yang lalu. Semoga saja ...Kapan penantian panjang rindu mobil nasional ini akan berakhir ?
lengkap banget nih kupasan artikelnya..mantef bangg..
ReplyDeleteThks sudah mampir sobatku.
ReplyDelete@ Muhammad Akram : Silahkan sobat
ReplyDeleteinfonya menarik gan
ReplyDelete@ Advan Angkasa : Thks sudah mampir dan berkomentar sobat
ReplyDeletesalam kenal sobat, mobnas kita banyak juga ya merknya, ...
ReplyDeletekapan yah...?!
ReplyDeletetadinya mau beli SMK..eh SMK nya belom bisa maju...hadeuh!!
@TabuhGong : Terima kasih kunjungannya sobat
ReplyDelete@ Cilembu Thea : Sebentar lagi maju kok esemka (kalau Jokowi jadi DKI 1)