Rasanya tidak ada orang yang merencanakan kematiannya sendiri, tapi dengan data celaka rame2 yang terjadi pada kurun 23 agustus 2011 s/d 4 September 2011 sebanyak 700 jiwa lebih meninggal, celaka berat 1.000 jiwa lebih dan celaka ringan 2.600 jiwa dan jumlahnya meningkat 30% pada priode yang sama dari tahun sebelumnya. Hidup perlu direncanakan kalau mati itu sudah takdir, tapi apa masuk akal +/- 50 jiwa melayang perhari ?
Tambah macet (harap maklum), tambah (yang) mati tidak bisa dimaklumi. Pernyataan yang manusiawi. Peristiwa penyambutan lebaran Idul Fitri 1432 H tahun 2011 kali ini memberikan bingkisan yang menyedihkan sehabis lebaran.
Jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor naik 12% akan tetapi jumlah kecelakaan terbesar justru terjadi pada kendaraan roda-2 tersebut sebanyak 70%, diikuti kendaraan pribadi roda-4 15%, angkutan umum 4% dan sisanya kendaraan lainnya.
Sedangkan penyebab utama kecelakaan lebaran kali ini peringkat pertama karena faktor kelalaian manusia, termasuk didalamnya kelelahan, ngantuk, menerobos lampu lalin, kemahiran mengendara, melebihi kapastias muatan dan menggunakan HP saat mengemudi. kedua : tidak layaknya kendaraan meliputi : perangkat pengamanan seperti rem, lampu kendaraan dan terakhir barulah kelayakan jalan, seperti jalan rusak, berlubang, kelengkapan rambu lalu lintas termasuk juga penerangan jalan raya saat malam hari.
Kalau orang sudah meninggal, urusan dunianya sudah selesai tinggal urusan (nanti) sama Allah Sang Pencipta, tapi buat kita yang ditinggalkan yang ingin penulis opinikan adalah peningkatan jumlah pengendara sepeda motor dari tahun ketahun yang cenderung meningkat melihat statistik diatas hampir bisa dipastikan jumlah yang menghadap Sang Pencipta pada priode yang sama (tentunya) meningkat pula.
Akar permasalahannya adalah pemerintah belum sanggup menyediakan moda transportasi yang murah, nyaman dan aman. Bukan saja untuk sarana mudik ini, buat keseharian-pun belum bisa dicukupi oleh pemerintah yang pada akhirnya rakyat mencari jalannya sendiri untuk memenuhi kebutuhan transportasinya (sesuai) dengan kemampuannya. Apabila naik kendaraan umum Rp. 15.000 per hari atau Rp. 400.000 per bulan lebih baik Dp 300 ribuan dan angsurah Rp. 500.000 per bulan mereka sudah bisa mendapatkan motor baru.
Ada satu keluarga yang diwawancarai stasiun TV. Mudik bertiga sekeluarga naik motor ke brebes cuma habis Rp. 100.000 untuk transportasi, tapi bila naik angkutan umum bisa habis sampai Rp. 600.000 tuturnya.
Solusi dengan mudik gratis tentunya program baik yang mesti dilanjutkan akan tetapi menyediakan sarana transportasi yang mudah, murah dan aman tentunya jauh lebih penting. Pastinya hidup (selamat) itu mesti direncanakan dengan persiapan mudik yang matang, jangan pasrah saja menyerahkan kepada "itu sudah takdir" ... Anggaplah korbannya cuma sedikit, tetapi korban itu adalah kerabat dekat dari kita ? apa yang kita lakukan ? Seberapapun jumlahnya (wajib) ditekan karena dia adalah manusia yang punya harga akan nyawanya dimata Allah.
0 komentar:
Post a Comment