Automotive collaboration

Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza bila dikawinkan dengan cara automotive collaboration hasilnya bentuknya sama, bodi, engine sampai ke dashboard nyaris sama, apa itu bukan pelanggaran hak cipta ? kenapa itu bisa terjadi disini. Bagaimana kalau kasusnya bodinya sama tapi enginenya beda seperti pada Suzuki APV dengan Mitsubishi Maven ? 

Dikenal dengan nama automotive collaboration. Ini bukanlah hal baru pada tahun 80-an kolaborasi daihatsu hijet dengan mitsubishi jetstar dimana saat itu konsep mitsubishi hanya mengisi mobil disegmen mobil keluarga yang dirajai oleh Toyota kijang saat itu.

Tahun 90-an trend mobil adalah sedan dan baru dipertengahan tahun 2000-an gaya lama bersemi kembali. Diawali Daihatsu Xenia - Toyota Avanza, Daihatsu Terios - Toyota Rush dan Suzuki APV dengan Mitsubihi Maven.

Keuntungan bagi Toyota dan Daihatsu mereka bisa menjual berbarengan karena berada dibawah payung PT. Astra International, disamping itu ongkos produksi bisa ditekan karena beberapa part menggunakan cetakan yang sama sehingganya target pasar bisa dibidik dan dikuasi lebih banyak dari tahun tahun sebelumnya

Tapi bukannya tanpa cela. Segelintir orang beranggapan ini ide usang konsep yang basi tapi apapun itu tetap purna jualnya masih tinggi dibandingkan mobil sejenis dengan tahun yang sama.

Pada kasus suzuki APV dengan Mitsubishi Maven, Mitsubishi terkendala masalah produksi bodi sehingga minta bantuan suzuki cetak dan merakitnya tapi tetap mencangkokkan mesin T120ss yang terkenal tangguh. Konsekuensinya harganya (pasti) lebih mahal dari kembarannya di suzuki, seperti biasa pihak Mitsubishi hanya mengisi celah yang sempit untuk beberapa konsumen setia mereka

Semoga automotive collaboration ini membuat bisnis mobil makin maju dan efisien serta harga jadi murah.

Artikel Terkait