Wacana mengatasi kemacetan di Ibukota Jakarta memang harus segera ditindak lanjuti. Menurut data polda metro jaya tahun 2013 jumlah STNK yang diterbitkan di wilayah jabodetabek untuk kendaraan roda 2 mencapai 3000 dan kendaraan roda 4 mencapai 1000 STNK. Bayangkan saja untuk ada sekitar 1,4 juta STNK per tahun.
Dengan panjang jalan yang di DKI Jakarta 7.650 km dan populasi kendaraan mencapai 16 juta unit dan angka pertumbuhan kendaraan yang mencapai 9,8 % sedangkan angka pertumbuhan jalan hanya 0,01% bisa diperediksi 2 tahun kedepan ikukota yang kita cinta ini bisa macet tak bergerak jika tidak diambil langkah langkah yang kongrit.
Nomor genap dan ganjil atasi kemacetan |
Sejatinya apa yang telah dirintis oleh Gubenur Sutiyoso yang akrab disapa bang Yos denga proyek trans Jakarta armada busway cukup meringankan beban jalan di Jakrata. Dilanjutkan dengan penambahan beberapa koridor oleh Fauzi Bowo / Foke, dan saat ini dilanjutkan oleh Joko Widodo dengan mengoperasikan beberapa koridor selama 24 jam membuat busway ini menjadi sarana angkutan publik yang menjanjikan
Namun seperti menguras air pada perahu yang bocor tidak akan habis-habisnya jika kita tidak menyelesaikan dari akar masalahnya. Solusi pengaturan nomor genap dan nomor ganjil yang masuk kota jakarta setiap harinya, pegawai negri dilingkungan pemrof jakarta tidak membawa kendaraan pada hari jum'at serta pemberlakuan car free day sekali dalam sebulan hanya meringankan beban jalan dan polusi di jakarta namun tidak membuat masalah utamanya selesai
Simpelnya dilarang jual kendaraan di jakarta mungkin lebih efektif menambal perahu yang bocor kendati butuh biaya dan waktu yang tidak sedikit namun masalah jangka panjangnya sudah mulai teratasi sedikit demi sedikit, namun tidak mudah kan ?
Pemerintah harus membuat perda yang mengatur regulasi tersebut dan berkoordinasi dengan DPRD untuk pengesahannya, Namun tidak ada yang tidak mungkin. Jika sebuah kebijakan yang pro rakyat pasti didukung oleh wakil rakyat.
Menurut Agung Car kebijakan Ahok (Plt Gubernur DKI Saat ini) arahnya sudah benar, pemakai jalan digiring untuk naik busway yang kondisinya sudah nyaman bahkan di rute padat diberlakukan 24 jam non stop, jadi jika anda bekerja di wilayah ibukota dan tinggal di pinggiran jakarta (depok, bekasi, bogor, tangerang) sebaiknya ada kesadaran menggunakan angkutan publik ini.
Kebijakan yang sebesar apapun tidak akan efektif jika tidak ada kesadaran dari kita selaku pengguna jalan raya. Seperti berhenti saat lampu merah menyala, namun tetap melaju jika tidak ada polisi yang menjaga lampu lalu lintas tersebut. Itu menandakan kita (tidak semua) masih belum punya kesadaran untuk menunjang program pemerintah untuk kepentingan kita bersama ini
Seperti janji kampanye Jokowi JK, Kita bukan saja butuh pemimpin yang jujur dan bersih tapi sudah siapkah kita dipimpin untuk menjadi jujur, sudah siapkah kita untuk dipimpin menjadi bersih ? Semoga saja bisa untuk Indonesia yang lebih baik.
Penerapan nomor genap dan ganjil untuk mengatasi kemacetan hanyalah satu dari seribu cara untuk membenahi kemacetan di ibu kota, intinya kemauan kita bersama untuk merubah pola memakai kendaraan pribadi menjadi angkutan masal.
Note : Foto by Google
Note : Foto by Google
No comments:
Post a Comment